Sejarah Ringkas Hidroponik di Indonesia dan Dunia
Sejarah Hidroponik Indonesia
Sebelum menjadi salah satu teknik pertanian yang banyak diaplikasikan di Indonesia, hidroponik mulai masuk sekitar tahun 1970-an. Hidroponik pada tahun tersebut menjadi materi praktikum di perguruan tinggi (ada yang menyebut UGM).
Kemudian pada tahun 1980 praktisi pertanian Cipanas Jawa Barat yang bernama Iin Hasim, menggunakan teknik hidroponik untuk tanaman hias. Hanya saja diaplikasikan di Singapura.
Budidaya hidroponik untuk sayuran baru diaplikasikan dalam skala industri oleh Bob Sadino pada tahun 1982 dengan memakai lahan seluas 2.5 hektar.
Hidroponik mulai dikenal lebih luas oleh masyarakat pada tahun 1983 dengan digelarnya pameran flora dan fauna di Lapangan Monas, Jakarta. Setelah dikenal cukup luas, hidroponik belum berkembang pesat karena tidak banyak industri sayur hidroponik atau perseorangan yang berhidroponik.
Sejak tahun 1983-2003 tercatat hanya ada perusahaan yang mengembangkan hidroponik sebagai industri, yaitu Momenta Agrikultura (1998) dan PT Kebun Sayur Segar (2003)
Teknik hidroponik tanpa atap baru diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2006, melalui artikel mengenai hidroponik tanpa atap (greenhouse) di Australia.
Pada tahun 2010 hidroponik tanpa atap dikembangkan oleh Kunto Herwibowo di Ciputat Tangerang. Barulah pada tahun 2012 hidroponik menjadi tren dalam industri pertanian. Kurang lebih sekitar tahun 2014-an hidroponik dikenal lebih luas lagi, hal ini diprakarsai oleh mudahnya informasi yang tersebar di berbagai media sosial.
Hidroponik tidak lagi menjadi teknik pertanian skala industri, melainkan diaplikasikan juga untuk keperluan rumahan.
Sejarah RingkasHidroponik Dunia
Sebelum tahun 1970-an hidroponik sudah melewati perjalanan panjang di luar negeri sana. Pada tahun 1600 Jan van Helmont (Belgia) melakukan eksperimen berkebun dengan menggunakan media air. Pada tahun 1692 Francis Bacon melahirkan ide mengenai bercocok tanam tanpa tanah yang tertulis dalam buku Sylva Sylvarum (1627).
Pada tahun 1699 John Woodward melakukan percobaan menanam spearmint dengan menggunakan media air.
Pada tahun1792 ilmuwan berkebangsaan Inggris, Joseph Priestley menemukan fakta bahwa tanaman menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen.
Pada tahun 1804 Nicolas De Saussure mempublikasikan hasil penelitian bahwa tanaman menyerap mineral yang diperoleh dari air , tanah dan udara. Padatahun 1851 Jean Baptiste Boussingault membenarkan proposisi tersebut.
Pada tahun 1856 Salm - Horsmar mengembangkan teknik bercocok tanam menggunakan pasir media lembab, hasilnya membuktikan bahwa tanaman bisa tumbuh dengan baik.
Penemuan terbaru di tahun berikutnya terjadi sekitar tahun 1860 Julius von Sachs ilmuwan Jerman dan Wilhelm Knop (1861 - ahli pertanian) disempurnakan oleh keduanya dan Knop menyabet gelar the Father of Water Culture. Pada tahun yang sama von Sachs juga memublikasikan 9 unsur penting yang dibutuhkan tanaman dan menjadi cikal-bakal nutriculture.
Sebelum tahun 1930 semua teknik pertanian tanpa tanah (soilless) sifatnya masih untuk keperluan riset laboratorium. Barulah pada awal tahun 1930-an Dr William F. Gericke dari Universitas California menerapkan hasil penelitiannya untuk berkebun hidroponik. Istilah hydroponic yang digunakannya berasal dari kata Yunani.
Pada tahun 1936 , W. F. Gericke dan J. R. Travernetti dari University of California mempublikasikan hasil penelitian hidroponik mereka yang telah berhasil. Dari sini hidroponik menjadi teknik budidaya yang segera diaplikasikan di banyak tempat di Amerika dalam skala industri yang cukup besar dan banyak.
Pada tahun 1939-1945 gerakan kampanye grow-more-food telah mengubah Wake Island menjadi ladang hidroponik yang ditujukan untuk kebutuhan suplai makanan tentara Amerika dan Inggris dalam Perang Dunia.
Pada tahun 1940-an , Robert B. dan Alice P. Withrow (Purdue University) mengembangkan metode hidroponik yang lebih praktis memakai krikil dan sistem pengairan pasang surut. Pada tahun 1965 Allen Cooper (Inggris) memakai teknik NFT pertama, kemudian muncul lagi teknik drip system.
Sumber gambar: Wikipedia
Tidak ada komentar: