IBX582A7DF8CA9F4 IBX582A7E48D759A Konsep Sekolah Berkebun Paling Sederhana yang Mudah Diaplikasikan - URBAN HIDROPONIK

Header Ads

Konsep Sekolah Berkebun Paling Sederhana yang Mudah Diaplikasikan

Urban Hidroponik - Tulisan ini saya buatkan khusus untuk beberapa guru yang banyak bertanya mengenai bagaimana cara menerapkan program sekolah berkebun? Pertanyaan ini membludak paska tulisan tentang Edukasi Hijau MA Almadinah Cianjur.

Program sekolah berkebun pada prinsipnya merupakan upaya-upaya realistis dalam memanfaatkan lahan di sekolah untuk bercocok tanam, baik itu secara kovensional maupun teknik perkebunan lain seperti hidroponik, akuaponik, dan sebagainya.

Sejumlah lahan tersebut bisa berupa lahan yang dialokasikan khusus untuk berkebun, bisa juga dengan memanfaatkan lahan kosong lain baik berupa lahan datar (tanah maupun bagian bangunan berupa dinding).

Sekarang kita akan batasi kegiatan berkebun itu pada berkebun hidroponik. Kenapa? Karena berkebun memakai teknik hidroponik jauh lebih hemat ruang, bisa berkebun luas banyak dengan memakai lahan yang minimal. Selain itu biaya perawatan dan biaya awal jauh lebih murah dari pada berkebun konvensional.

Aplikasi Praktis Program Sekolah Berkebun 


Setelah prinsipnya diketahui, sekarang kita bicara masalah aplikasi praktis. Program sekolah berkebun tidak bisa ujug-ujug diselenggarakan sebagai bagian dari KBM. Untuk itu caranya bisa ditempuh melalui PLH sebagai mulok wajib yang diaplikasikan melalui kegiatan berkebun (hidroponik)

Langkah berikutnya ialah SEGERA melakukannya secara praktis. Saya asumsikan kegiatan sekolah berkebun ini dengan dana terbatas (sekitar 200-500 ribu rupiah saja) dengan anggaran kecil tersebut, Anda bisa menanam kebun sayur sebanyak 1.000 tanaman.

Bahan-Bahan yang Harus Dibeli, Apa Saja?

  • Bibit sayur hidroponik, misalnya pakhoy isi 1000 bibit hanya Rp. 10.000
  • Media tanam rockwool 1 slab hanya Rp.65.000
  • Sumbu flanel 1000 lembar hanya @Rp.100x1000=100.000
  • Nutrisi hidroponik 5 liter hanya Rp. 100.000
  • Tali tambang (satu botol butuh tali 0.5 meter) 500 m tambang=500xRp.300=150.000

Teknik pertanian konvensional lahan seluas 1x0.5 meter hanya mungkin ditanami maksimal oleh 4 lobang tanam. Kalau pakai teknik hidroponik yang digabungkan dengan teknik vertikultur, Anda bisa menanam 25 sayur (minimal). Itu artinya, untuk bisa menanam 1000 sayur, hanya butuh lahan seluas 1000:25=40 meter (secara matematis) kenyataannya saya yakin lebih kecill.

Bagaimana sekolah bisa menyediakan lahan seluas itu? Seluas 40 x0.5 meter? Gunakan teknik vertikultur, artinya berkebun bisa dilakukan di sisian batas sekolah, dinding, benteng, atau tempat lainnya. Saya yakin lahan sepanjang itu bukan masalah sulit untuk didapatkan. Iya kan?

Apa yang Pertama Kali Harus Dikerjakan?
Karena saya berasumsi dengan anggaran terbatas, maka solusinya tiada lain berkebun memakai teknik hidroponik wick system. Keunggulan teknik ini terletak pada kemudahan dan efektifitas dalam pemakaian bahan. Kita bisa menggunakan  botol bekas ukuran 1500 ml. Satu botol bisa digunakan untuk memuat 2 lobang tanam. Bila botol tersebut dibuat instalasi vertikultur, maka dalam 1 meter lahan bisa menampung 5 baris 3 kolom botol = 15 botol x2 lobang=30 lobang/meter. Berarti untuk menanam 1000 sayur Anda hanya butuh sekitar 34 x 0.5 meter lahan.

urban farming indonesia, urban hidroponik

Bagaimana Mengumpulkan Botol Sebanyak itu?
Dalam hal ini upayakan untuk tidak membeli botol, akan tetapi memaksimalkan botol bekas yang Anda di sekitar. Siswa bisa diajak untuk bersama-sama mengumpulkan botol tersebut. Rasanya bukan urusan rumit untuk mengumpulkan 500 botol (untuk 1000 lobang tanam) Setiap siswa bisa mengumpulkan 1 botol, kalau bisa lebih dari 1 itu lebih baik.

Setelah botol berkumpul langkah berikutnya ialah mendesain instalasi hidroponik, bukan pekerjaan rumit, setiap siswa bisa melakukan pekerjaan ini dengan bimbingan guru tentunya. Botol tersebut hanya harus dilobangi sebanyak 2 lobang dengan diameter 4-5 cm.

Bagaimana Mengumpulkan Netpot?
Sederhana saja, untuk menanam 1000 sayur, berarti butuh 1000 netpot yang bisa dibuat secara manual memakai gelas plastik bekas. Hmmm, lagi-lagi bukan perkara susah untuk mengumpulkan netpot dari gelas plastik ini. Setelah netpotnya dibuat kemudian beri sumbu pada netpot tersebut. Selesai, Anda telah memiliki instalasi hidroponik.


Langkah berikutnya ialah menyemai benih, bila benih sprout pada hari ke-4 HSS (hari setelah semai) dan bisa pindah pada hari 7-14, itu artinya Anda punya waktu untuk membangun instalasi hidroponik 500 botol selama 2 minggu saja, waktu yang sangat cukup. Jadi, nanti ketika bibit sudah siap umur, Anda bisa segera memindahkannya ke instalasi.

urban hidroponik, jasa hidroponik, pelatihan hidroponik

Maintenance dan Produksi
Setelah bibit dipindahkan ke dalam instalasi, langkah berikutnya ialah melakukan pemantauan. TIdak harus semua siswa melakukan ini pilih beberapa saja. Sebaiknya buat komunitas yang khusus memantau kebun. TIdak ada yang rumit dalam berkebun hidroponik selama nutrisi cukup, tanaman akan hidup dengan sehat. Minimal 30 HST (Hari Setelah Tanam) Anda bisa memanen tanaman tersebut.

Bila kemudian produk pangan tersebut dihitung secara matematis dari sisi ekonomi, maka hitungannya kurang lebih seperti ini. Kita asumsikan 1 tanaman memiliki berat 200 gram, berarti dalam 1 kg butuh 5 tanaman. Berarti dari 1000 lobang tersebut bisa menghasilkan 200 Kg sayuran, bila harganya Rp. 5000/Kg maka total dana yan bisa dikumpulkan sekitar 1 juta rupiah. Modal awal yang tidak lebih dari 500 ribu rupiah sudah bisa dikembalikan.

Sekolah Mana Saja yang Sukses ber-Hidroponik?
Salah satunya SMAN 11 Bandung, dalam sekali panen mereka sudah bisa menghasilkan uang sebanyak 3 juta lebih. Nilai uang tersebut sebenarnya tidak seberapa akan tetapi dengan program sekolah berkebun, sekolah tersebut menjadi rujukan internasional dan menjadi pembimbing bagi sekolah lain. Ada juga beberapa yayasan yang berhasil mengembangkan perkebunan hidroponik organik untuk memasok kebutuhan sayuran di sejumlah hotel. Silakan Googling sendiri ya. Hehehe... Dan masih banyak lagi contoh sekolah lain.

Sampai di sini hitungan kasar dan gambaran singkat mengenai apa dan bagaimana memulai program berkebun di sekolah. Tentu hitungan di atas tidak bisa dibilang akurat, akan tetapi cukup kiranya dijadikan sebagai gambaran umum. Walau hitungan di atas kertas sangat rinci, semua itu tidak bermakna apa-apa tanpa  aksi nyata. Sekian, semoga menginspirasi, semoga sekolah Anda termasuk sekolah yang diberkati Allah SWT untuk segera memiliki kebun. Yuk, hijaukan dinding sekolah. Segarkan!

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.