IBX582A7DF8CA9F4 IBX582A7E48D759A Nilai EC dan Nilai Ambang Fitotoksisitas pada Tanaman - URBAN HIDROPONIK

Header Ads

Nilai EC dan Nilai Ambang Fitotoksisitas pada Tanaman

Urban Hidroponik - Sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu mengenai maksud fitotoksisitas (phyto toxicity) yakni keracunan tanaman akibat hara. Secara mudah kita definisikan seperti saja ya.

Keracunan ini biasanya terjadi dikarenakan pemberian unsur hara secara berlebihan dengan harapan meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman. Dalam sistem hidroponik misalnya dilakukan dengan cara pemberian nutrisi hidroponi ab mix dengan EC yang tinggi.

Eh ternyata hasil yang didapatkan tanaman mengalami “malformasi” alias kacau bentuk tanaman
sehingga lain dari biasanya, gosong daunnya sebelah, terlalu lama berada dalam fase vegetatif
tanpa memperlihatkan akan beralihnya ke fase generatif, dan sebagainya.
Pada sayuran yang sukulen/berair banyak, misalnya bayam, caisim, pakchoy, batasnya pada budidaya hidroponik ialah EC 3,0 mS/cm. Jadi kita beroperasinya sampai EC 2,5 saja. Bila tiba-tiba temperatur udara naik, realative humidity/kelembaban nisbah udara turun, tanaman berkeringat dan menguap lebih banyak, sehingga EC larutan meningkat, ada “keleluasaan” sebesar EC 0,5 untuk meredam gejolak EC, hingga terhindarlah tanaman dari keracunan.

Di lain pihak, perlu disadari bahwa bila kita menaikkan EC, maka semakin tinggi EC yang dicapai, semakin berkuranglah efisiensi penyerapannya oleh tanaman, karena faktor jenuh kemudian muncul. Hukum “Law of deminishing return” muncul, dan derajat pertumbuhan tanaman mendekati stagnasi/mandek!

Memang akan aman, bila kita main di angka rendah, jauh dari nilai ambang fitotoksisitas, tetapi tanaman tumbuhnya lambat, rasa dan aroma produk menurun, “shelflife” pendek, berada
di fase vegetatif terlalu lama tanpa ada tandatanda akan beralih ke fase generatif, dan sayuran timbangannya enteng, sehingga usaha kurang menguntungkan.

Mengukur Kepekatan Larutan Pupuk Hidroponik
Mengukur kepekatan larutan pupuk, dilakukan dengan mengukur pengantaran listrik di antara dua kutub, yaitu Katoda dan Anoda, yang berjarak satu cm, dari suatu alat yang disebut EC meter, Electro Conductivity meter, alat ukur pengantaran listrik. Satuannya ialah mS/cm, dituliskannya m kecil, dan S besar, milli Siemens per cm, karena jarak katoda dan anoda ialah satu cm.

Beberapa pabrik menambahkan suatu alat kecil di dalamnya, yang membaca satuan  pengantaran listrik itu, mengkonversinya untuk menjadi ppm (parts per million), pengukurannya terhadap TDS, total dissolved solids, jumlah bahan padat yang terlarutkan. Penambahan alat kecil ini tentunya meningkatkan biaya produksi sedikit.

Rumitnya ialah bahwa tiap pabrik memakai angka faktor konversi sendirisendiri, dan tidak ada
yang mau mengalah untuk hanya memakai satu angka saja. Angka faktor konversi yang pernah
terlihat ialah 500, 630, 640, 650, 670, 700.

Hal ini membingungkan, dan kadang menimbulkan prasangka dan pertentangan, karena setiap pemakai bebas memakai angka konversi yang diinginkannya. Saya pribadi memilih menggunakan EC, yang angka satuannya hanya semacam, jadi tidak membingungkan.

Keterampilan Menggunakan EC Meter
Kalau menanam cabe merah besar dengan sistem hidroponik, maka digunakan petunjuk: Persemaian: menggunakan EC 1,0 mS/cm. Fase vegetatif: EC 2,0 mS. Fase generatif: EC 3,0. (Cara menulis tanpa menyebutkan lagi satuannya, kawan-kawan sudah dapat mengerti kepekatan pupuk yang dimaksud).

ec tanaman hidroponikEC meter bertenaga baterei kancing, bila sudah lama dan banyak dipakai, tenaganya berkurang,
menunjukkan angka secara “erratik”, naik turun terus menerus, seolah tidak ada hentinya. Baterei yang sudah lemah, harus diganti dengan yang segar. Setelah membuka tutupnya, ujung EC meter dicelup ke dalam larutan yang akan diukur kepekatannya, sedalam garis batas. Setelah selesai, hendaknya dioffkan sesegera mungkin untuk menghemat batereinya.

EC meter juga sangat berguna untuk mencegah kita melampaui nilai ambang fitotoksisitas, misalnya bila kita melihat pada monitor, bahwa angka EC sudah sangat tinggi, sehingga besar kemungkinan batas keracunan akan terlewati, maka dengan segera kita bisa bertindak menurunkan kepekatan larutan pupuk. Terhindarlah kita dari gejala gosong pada tanaman, karena EC yang terlampau tinggi itu.

Pun EC meter bisa dipakai untuk mensegerakan peralihan fase vegetatif ke generatif, dengan
menaikkan angka EC, tetapi tetap jangan nyerempetrempet nilai ambang fitotoksisitas, karena terkandung bahaya jatuhnya produksi.

Referensi
Catatan Opa Yos
Sumber gambar: http://images.wisegeek.com/fungicide-spray-bottle.jpg

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.